Search

KEGIATAN ROUNDTABLE DISCUSSION 2019 HOTEL BIDAKARA, RUANG BIMA

Abad 21 ditandai dengan munculnya Revolusi Industri keempat, yang menurut Klaus Schwab, sebuah revolusi industri yang memiliki karakteristik penggabungan atau fusi teknologi yang mengaburkan garis batas antara lingkungan fisik, digital dan biologi. Revolusi Industri ke empat ini tidak sekedar kelanjutan dari revolusi industri ke tiga melainkan sebuah pengembangan eksponensial sehubungan dengan terobosan tekhnologi seperti kecerdasan buatan, robotiks, internet of things, kendaraan swa kemudi , pencetakan tiga dimensi, tekhnologi nano, bioteknologi, ilmu material, dan lain – lain.

Hal baru yang sedang berkembang dimasyarakat diharapkan dengan langkah baru, positioning Perhimpunan Auditor Internal Indonesia sebagai salah satu wadah organiasasi profesi auditor internal dan mendorong semakin banyak para auditor internal yang berminat bergabung dalam organisasi ini. Dalam hal ini Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII) melaksanakan program kerja tahunan yang beredukasi yaitu Roundtable Discussion dengan topik – topik baru yang sedang berkembang dimasyarakat yang dapat mendukung era revolusi industri saat ini.

Acara roundtable discussion ini diadakan pada tanggal 29 Januari 2019, bertempat di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan. Tema yang di angkat dalam diskusi ini adalah “Tren, Tantangan, dan Peluang Auditor Internal di Era Revolusi Industri 4.0” dengan di hadiri peserta yang sangat antusias dalam mengikuti acara ini berjumlah lebih kurang 200 orang. Acara ini di isi oleh nara sumber dari instansi yang berbeda yaitu Bapak Vincentius Sonny Loho, Ak., MPM sebagai Komisaris PT. Jasa Marga, Ibu Angela Indirawati Simatupang, CIA., CRISC., CRMA sebagai Senior Partner RSM Indonesia dan Bapak Daryanto, Ak., MIS., M.Com,Gdip., QIA., CA yang sangat bersemangat dalam diskusinya sebagai Komisaris PT. Jakarta Propertindo serta Bapak Heru Muara Siddik, Ak., CMA., CA., MM., QIA sebagai moderator dalam acara roundtable discussion tahun ini. Acara ini berjalan dengan lancar dan sukses dengan disponsori oleh Yayasan Pendidikan Internal Audit, PT. Pelindo II, PT. Jasa Marga, WIKA, PT Angkasa Pura Property, Wolters Kluwer Teammate, dan PT. BAI. Beberapa peserta dari luar daerah seperti kota pekanbaru dan kabupaten tegal juga ikut menghadiri acara ini.

PROGRAM KERJA PAII
Dalam kesempatan acara ini Ketua Umum Perhimpunan Auditor Indonesia (PAII) Bapak Azhari, SE., MM., QIA memberikan kata sambutan dan sekaligus menyampaikan program kerja PAII di tahun 2019 ini. Adapun program kerja PAII di tahun ini adalah mengadakan workshop yang rencananya akan diselenggarakan di New Zealand dan Program European Confederation of Institute of Internal Auditing (ECIIA) yang akan diselenggarakan di Luksemburg pada bulan september 2019. Program keluar negeri ini diharapkan dapat menjalin net working dan memberikan ilmu kepada para peserta yang mengikutinya.

Peserta yang ikut dalam program ini dikhususkan untuk Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Manajemen Risko, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan para Auditor Internal Indonesia.

Program ECIIA juga memberikan banyak manfaat bagi para peserta, dimana para peserta dapat menyerap ilmu – ilmu Internal Audit dari pembicara – pembicara profesional dari berbagai negara seperti Spanyol, Prancis, Jerman, Switzerland, Itali, dan dari negara – negara benua eropa lainnya.


Selain Ketua Umum, Dewan Pembina PAII yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Yayasan Pendidikan Internal Audit, Bapak Drs. Poedjiono MBA., QIA, juga memberikan kata sambutan dan sekaligus menyampaikan program – program kerja yang ada di YPIA. Beliau sangat antusias dalam memberikan informasi dan apresiasi terhadap acara roundtable discussion di tahun ini.

Selain dari program – program kerja yang ada di YPIA, beliau juga menyampaikan keuntungan apabila bergabung menjadi anggota PAII, dimana salah satunya bagi keanggotaan PAII akan mendapatkan gratis biaya mengikuti acara roundtable discussion dan mendapatkan informasi – informasi kegiatan yang akan diselenggarakan oleh PAII maupun YPIA. Acara roundtable ini juga memberikan sertifikat dengan nilai point 10 yang berguna bagi para auditor yang telah memegang sertifikat QIA untuk menambah kredit pointnya. Harapan beliau melihat acara roundtable discussion yang sukses diselenggarakan di hotel bidakara dengan peserta hampir mencapai 200 orang, diharapkan semoga akan ada roundtable kedua ditahun yang sama dengan peserta yang lebih banyak lagi.

DISKUSI PANEL
Dalam diskusi ini, ketiga nara sumber menjelaskan point – point mendasar dalam menghadapi di era revolusi industri 4.0. Bapak Vincentius Sonny Loho yang lahir di Jakarta tanggal 1 Juni 1957 ini selain menjelaskan Proses Bisnis dan Reposisi Strategi Jasa Marga juga menjelaskan bagimana tahapan revolusi industri ini terjadi, dimana tahapan ini memiliki empat lapisan. Lapisan pertama mekanisme tenaga air dan uap, lapisan kedua produksi massal, lapisan ketiga komputer dan otomatisasi dan lapisan ke empat cyber physical system.

Hal lain yang juga dipaparkan oleh Bapak Sonny Loho adalah Perubahan Paradigma Internal Audit yang terjadi pada masa lampau dan masa sekarang, dimana hal tersebut mencakup peran, kegiatan, fokus, dan tekhnologi. Hal ini menimbulkan kesimpulan harapan terhadap internal audit dan upaya yang dilakukan.
Pembahasan yang diangkat oleh bu Angela Indira Simatupang berkaitan dengan yang telah dibahas oleh bapak Sonny Loho. Hal ini membahas The Internal Audit Transformation Imperative, dimana juga memiliki empat penting didalamnya yaitu Agility, Innovation, Talent, and Board.

Menurut beliau “Di dunia ini, gangguan lebih besar, datang lebih cepat, dan membutuhkan respons yang lebih cepat dan lebih lancar. Dalam lingkungan ini, audit internal rentan terhadap kepuasan, rentan terhadap tidak signifikan, rentan untuk ditempatkan kembali. Transformasi audit internal adalah satu-satunya solusi yang dapat diterima”.
Bu Angela memaparkan bagaimana Gangguan Cakrawala di Dunia Internal Audit. Survei Tata Kelola Perusahaan Publik NACD 2017-2018 mencantumkan perubahan industri yang signifikan, gangguan model bisnis, dan gangguan teknologi sebagai beberapa tren yang paling mungkin terjadi pada tahun berikutnya. McKinsey melaporkan bahwa sekitar satu dari tiga direktur menunjukkan model bisnis mereka akan terganggu dalam lima tahun ke depan. Kecepatan cepat dari inovasi yang mengganggu dan teknologi baru adalah risiko berperingkat tertinggi untuk tahun 2018, menurut laporan dari ERM Initiative and Protiviti dari North Carolina State University.

Terakhir beliau mengungkapkan bahwa Audit internal rentan ketika organisasi menekan melalui berbagai sumber gangguan. CAE harus membuat keputusan. Mereka dapat menghadapi secara langsung kekuatan-kekuatan gangguan dan mendorong audit internal untuk maju, atau duduk dan berubah menjadi tidak relevan. Sementara masa depan tidak pernah dapat diprediksi sepenuhnya, satu hal yang jelas – apa yang berhasil di masa lalu tidak akan berhasil di masa depan.

Diskusi terakhir dibawakan oleh bapak Daryanto yang sangat membuat peserta antusias dengan pembahasannya yang begitu lugas dan bersemangat, menangkat judul Antisipasi Perubahan dan Peran Auditor Pemerintah dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0. Beliau memaparkan bagaimana dampak dari revolusi industri yang sedang berkembang saat ini. Pembawaan beliau yang ramah dan tidak kaku ini, membuat seluruh peserta dapat memahami dengan bahasa yang lebih sederhana.

Beliau menjelaskan, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, yang terdiri dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Kementerian, Insektorat/unit pengawasan intern pada Kementerian Negara, Inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Inspektorat/unit pengawasan intern pada Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara dan Lembaga Negara, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan unit pengawasan intern pada Badan Hukum Pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menurut Bapak Daryanto , dizaman sekarang sudah banyak begitu kemudahan yang diberikan kepada masyarakat. Dulu seseorang untuk memberikan kabar saja , harus melalui surat yang dikirim melalui pos, sedangkan di era saat ini, selain menggunakan e-mail, seseorang dapat saling bertukar pesan hanya dengan melalui telepon genggam yang dapat langsung diterima oleh penerima pesan.

Jika dihubungkan dengan Auditor Internal di berbagai instansi, maka beliau menjelaskan bahwa ada hal – hal yang harus diperhatikan seperti Perhatikan data2 non-keuangan (pendukung keputusan strategis), Pahami adanya assurance atas proses digitalisasi & data digital, Perhatikan kualitas informasi, jangan hanya sebatas asersi LAPKEU-nya, tapi pelototi juga laporan2 manajemen-nya, Pelajari bidang penting lainnya, i.e. Social Accounting, sustainability reporting, IT Audit, IT Fraud Prevention & detection, dan jaga etika dan integritas (tak tergantikan oleh digital & robotic mesin). Beliau juga mejelaskan bahwa ada 10 perilaku menjadi penasihat terpercaya yaitu seperti untuk hubungan jangka panjang bukan keuntungan jangka pendek, menempatkan minat klien di depan kepentingan mereka.

Diskusi terakhir dibawakan oleh bapak Daryanto yang sangat membuat peserta antusias dengan pembahasannya yang begitu lugas dan bersemangat, menangkat judul Antisipasi Perubahan dan Peran Auditor Pemerintah dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0. Beliau memaparkan bagaimana dampak dari revolusi industri yang sedang berkembang saat ini. Pembawaan beliau yang ramah dan tidak kaku ini, membuat seluruh peserta dapat memahami dengan bahasa yang lebih sederhana.

Beliau menjelaskan, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (internal audit) di lingkungan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah, yang terdiri dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Kementerian, Insektorat/unit pengawasan intern pada Kementerian Negara, Inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Inspektorat/unit pengawasan intern pada Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara dan Lembaga Negara, Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, dan unit pengawasan intern pada Badan Hukum Pemerintah lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Menurut Bapak Daryanto , dizaman sekarang sudah banyak begitu kemudahan yang diberikan kepada masyarakat. Dulu seseorang untuk memberikan kabar saja , harus melalui surat yang dikirim melalui pos, sedangkan di era saat ini, selain menggunakan e-mail, seseorang dapat saling bertukar pesan hanya dengan melalui telepon genggam yang dapat langsung diterima oleh penerima pesan.

Jika dihubungkan dengan Auditor Internal di berbagai instansi, maka beliau menjelaskan bahwa ada hal – hal yang harus diperhatikan seperti Perhatikan data2 non-keuangan (pendukung keputusan strategis), Pahami adanya assurance atas proses digitalisasi & data digital, Perhatikan kualitas informasi, jangan hanya sebatas asersi LAPKEU-nya, tapi pelototi juga laporan2 manajemen-nya, Pelajari bidang penting lainnya, i.e. Social Accounting, sustainability reporting, IT Audit, IT Fraud Prevention & detection, dan jaga etika dan integritas (tak tergantikan oleh digital & robotic mesin). Beliau juga mejelaskan bahwa ada 10 perilaku menjadi penasihat terpercaya yaitu seperti untuk hubungan jangka panjang bukan keuntungan jangka pendek, menempatkan minat klien di depan kepentingan mereka sendiri, benar-benar tertarik dengan klien dan bisnis mereka, bekerja sangat keras untuk memahami kepentingan yang mendasari klien tidak hanya memunculkan “keinginan“, dapat diandalkan – melakukan apa yang mereka katakan akan mereka lakukan, dapat dipercaya (tetapi tidak merasa perlu berusaha terlalu keras!), mendekat dan pribadi, terhubung secara emosional, benar-benar bersemangat dan antusias
Pemaparan yang dikemukakan beliau menghasilkan pertanyaan atribut apa saja untuk menjadi penasihat terpercaya. Beliau kembali menjelaskan dengan lugas yaitu ada 3 (tiga), personal, relational and profesional.
Setiap atribut yang dipaparkan oleh Pak Daryanto, didalamnya terdapat masing – masing point. Personal, poinnya adalah ketahanan etis, fokus pada hasil, penasaran secara intelektual, dan keterbukaan fikiran. Relational, poinnya adalah komunikator yang dinamis, hubungan yang sulit, dan pemimpin yang menginspirasi. Terakhir adalah Profesional, dimana poinnya adalah Pemikir kritis dan Keahlian teknis.

Kesimpulan beliau dalam pembahasannya adalah “Ketika model bisnis dan perekonomian bertransformasi sedemikian rupa, tidak ada jaminan bahwa profesi akuntan akan tetap eksis dan relevan dimasa depan, karena itu, profesi di hari in dituntut melakukan sesuatu untuk membuatnya tetap berada dipusaran aktivitas ekonomi digital di masa depan”.